Thursday 28 July 2016

Perolehan Aktiva Tetap

Informasi Halaman :
Author : Edy Krismi di
Judul Artikel : Perolehan Aktiva Tetap
URL : http://ekhi04.blogspot.com/2016/07/perolehan-aktiva-tetap.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!


Pembelian Aset Tetap secara Gabungan (Lumpsump)

Apabila aset tetap yang dibeli secara gabungan, atau lebih dari satu jenis aset tetap, harga perolehannya dialokasikan atau dibagi kepada masing masing aset tersebut. pengalokasian harga perolehan gabungan berdasar pada perbandingan nilai wajar pada tiap aset yang bersangkutan.
Contoh :
Suatu tanah, bangunan dan peralatan diperoleh dengan harga Rp.8000, menurut taksiran fiskus, harga masing-masing aktiva tersebut adalah : Tanah Rp. 3.100, bangunan Rp. 2.500 dan peralatan Rp. 1.500 maka untuk menentukan harga perolehan masing-masing aktiva tersebut adalah :
Perolehan Aset Tetap
Dan jurnalnya sebagai berikut:
Debit

Land

3.500

Debit

Building

2.800

Debit

Equipment

1.700

Credit
|
            Cash


8.000

Akun-akun yang Tergolong Aset Tetap
Banyak jenis akun dalam perusahaan yang tergolong dalam aset tetap. Namun, klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri dari:
1. Tanah
2. Gedung
3. Kendaraan
4. Peralatan kantor
5. Mesin-mesin pabrik

Penentuan harga perolehan aktiva tetap dg cara membeli
Misalkan perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga jual Rp 250.000.000,-  Diatas tanah tersebut terdapat sebuah bangunan/gedung tua, yang jika bangunan tersebut akan dibongkar biayanya sebesar Rp 10.000.000,- Biaya balik nama Rp 2.500.000,- biaya komisi perantara Rp 10.000.000. sehingga harga perolehan tanah tersebut adalah :

Harga tunai tanah……………………..Rp 250.000.000,-
Pembongkaran gedung…………..........Rp   10.000.000,-
Biaya balik nama……………………...Rp     2.500.000,-
Biaya komisi/makelar…………………Rp   10.000.000,-
          Harga perolehan tanah …………Rp 272.500.000,-

Misalkan PT XYZ membeli mesin pabrik seharga  Rp150.000.000,- pengeluaran lain yang berkait dengan pembelian mesin pabrik yaitu : pajak pertambahan nilai (PPn) Rp 15.000.000,- premi asuransi pengangkutan  atau kecelakaan   Rp 400.000,- pemasangan dan pengujian Rp.6.000.000,- dan biaya service/perbaikan karena terjadi kesalahan dalam pemasangan Rp 800.000,-, maka :

Harga tunai mesin……………………Rp 150.000.000,-
PPn……………………………………..Rp   15.000.000,-
Asuransi pengangkutan………………...Rp     4.000.000,-
Pemasangan dan pengujian…………….Rp     6.000.000,-
          Harga perolehan mesin…………..Rp 175.000.000,-
Jurnal: (pembelian mesin).            
Mesin pabrik                                     Rp 175.000.000,-
Kerugian pemasangan mesin            Rp        800.000,-
                    Kas                                                                  Rp 175.800.

MASALAH KHUSUS DLM PENENTUAN H.PEROLEHAN
a.          Pembelian dengan menggunkan wesel berbunga.
b.         Pembelian dalam satu paket
c.          Perolehan dengan membangun sendiri.

a. Pembelian dengan menggunakan wesel berbunga.  
Misalkan PT.ABC membeli sebuah mesin pabrik pemintalan benang yang harga tunainya Rp.10.000.000,- PT.ABC memberikan uang muka sebesar Rp 2.000.000,- dan sisanya dibayar dengan wesel senilai Rp.8.000.000,-  jangka waktu 1 tahun, dengan bunga 10%

   jurnal : (mencatat transaksi pembelian)
          Mesin pabrik                 Rp10.000.000,-
                   Kas                                                   Rp 2.000.000,-
                   Utang wesel                                      Rp 8.000.000,-

  Catatan : wesel saat jatuh tempo.
  Jurnal :     Utang wesel          Rp 8.000.000,-
                   Utang bunga         Rp     800.000,-      (10% x Rp8.000.000)
                             Kas                                          Rp8.800.000,-

1.      Pembelian Kontan
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian kontan adalah sebesar harga perolehan aktiva tetap ditambah dengan biaya-biaya lain, dikurang diskon pembelian. Biaya-biaya lain yaitu biaya yang berhubungan dengan pembelian aktiva tetap tersebut seperti biaya angkut, biaya asuransi dalam perjalanan, biaya penelitian, registrasi, dan pengukuhan hak milik, biaya instalasi, dan biaya percobaan.
Contoh :
PT  X membeli bangunan seharga Rp 100.000.000,- biaya-biaya lain yang dikeluarkan adalah biaya akte notaris Rp 500.000,- biaya perantara Rp 1.000.000,- dan biaya pembersihan Rp 200.000,-. Dari transaksi tersebut, maka harga perolehan bangunan tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Harga Beli                                                                                                Rp 100.000.000,-
Akte Notaris                                                                                            500.000,-
Biaya Perantara                                                                                      1.000.000,-
Biaya Pembersihan                                                                                   200.000,-
Harga Perolehan                                                                           Rp  101.700.000,-

Maka jurnal perolehan bangunan tersebut :
  Bangunan                                               Rp  101.700.000,-                  -
                 Kas                                                      -                       Rp  101.700.000,-

Apabila terdapat potongan harga untuk pembeli yang dapat membayar secara tunai atau dalam waktu tertentu maka dikurangi dari harga perolehannya. Potongan tersebut biasanya disebutkan dalam syarat pembayaran seperti penjualan dengan syarat 8/10, n/30. Potongan harga ini ada yang dimanfaatkan oleh perusahaan dan ada yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan.
Contoh:
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, jika pembelian dibayar tunai maka mendapat potongan 8%.
Apabila potongan dimanfaatkan :
Bangunan (100.000.000 – (8% x 100.000.000))        Rp       92.000.000,-
Akte Notaris…………………………………...       Rp            500.000,-
Biaya Perantara………………………………..        Rp          1.000.000,-
Biaya Pembersihan…………………………….        Rp            200.000 ,-
                                                                                         Rp        93.700.000,-
                                                                                            Maka jurnalnya menjadi :
     Bangunan                                                        Rp  93.700.000,-             -
                Kas                                                                      -              Rp 93.700.000,-

Pada jurnal ini potongan pembelian harus diperlakukan sebagai pengurang harga perolehan aktiva bukan dilaporkan sebagai pendapatan. Namun jika potongan tersebut tidak dimanfaatkan, maka harus dilaporkan sebagai Diskon yang Tidak Diambil atau Beban Bunga.
Apabila potongan tidak dimanfaatkan, maka jurnalnya adalah:
Bangunan                                                             Rp  93.700.000,-              -
Diskon yang Tidak Diambil                                 Rp    8.000.000,-              -
     Kas               -                                                                 Rp101.700.000,-
Apabila beberapa aktiva dibeli sekaligus dengan harga borongan (lump sum) maka harus dipisahkan nilai masing-masing aktiva.
Angka pembanding yang dapat dipakai dalam menentukan nilai masing-masing aktiva adalah:
a.          Harga pasar yang wajar
b.         Harga penilaian menurut lembaga penilaian yang objektif, jika harga pasar yang wajar tidak ada.
Apabila aktiva bekas dibeli, maka harus dicatat sebesar harga beli ditambah biaya-biaya reperasi dan perbaikan sehingga aktiva tersebut bisa dipakai.
2.      Pembelian secara Kredit Jangka Panjang
Pembelian aktiva tetap secara kredit atau angsuran biasanya dilakukan dengan pembayaran uang tunai terlebih dahulu dan selanjutnya di bayar secara angsuran. Dalam hal ini bunga yang termasuk dalam program pembayaran harus diakui sebagai beban dalam periode yang tercakup di kontrak, apabila suku bunga tidak dicantumkan didalam kontrak maka komponen bunga harus ditaksir dengan menyelisihkan antara nilai nominal kewajiban atau jumlah uang yang harus dibayar dengan taksiran harga pasar aktiva pada tanggal terjadinya transaksi diakui sebagai beban bunga selama masa berlakunya kontrak.
Contoh :
Perusahaan Wifa membeli mobil dinas secara kredit dengan harga Rp 240.000.000,- dan membayar tunai sebesar Rp 40.000.000,-. Sisanya akan diangsur selama 4 tahun, perusahaan dibebani bunga sebesar 10% per tahun.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah :
Jurnal Pembelian

  Mobil Dinas                                           Rp  240.000.000-                    -
         Utang                                                          -                       Rp 200.000.000,-
         Kas                                                              -                       Rp   40.000.000,-


a.       Jika bunga angsuran dibebankan berdasarkan sisa utang
Angsuran pertama :
Angsuran per tahun = Rp 200.000.000 : 4                                   = Rp 50.000.000,-
Bunga untuk tahun pertama= 10% x Rp 200.000.000,-  = Rp 20.000.000,-
Total angsuran pertama                                                       Rp 70.000.000,-
Jurnal Angsuran Pertama

  Utang                                                     Rp  50.000.000,-                     -
  Biaya Bunga                                          Rp  20.000.000,-                     -
          Kas                                                             -                       Rp  70.000.000,-

Angsuran kedua :
Angsuran per tahun                                                          = Rp  50.000.000,-
Bunga untuk tahun kedua= 10% x Rp 150.000.000,-     = Rp  15.000.000,-
Total angsuran kedua                                                          Rp  65.000.000,-

Jurnal Angsuran Kedua

  Utang                                                     Rp  50.000.000,-                     -
  Biaya Bunga                                          Rp  15.000.000,-                     -
          Kas                                                             -                       Rp  65.000.000,-

Angsuran ketiga :
Angsuran per tahun                                                          = Rp  50.000.000,-
Bunga untuk tahun ketiga= 10% x Rp 100.000.000,-     = Rp  10.000.000,-
Total angsuran ketiga                                                          Rp  60.000.000,-

Jurnal Angsuran Ketiga

  Utang                                                     Rp  50.000.000,-                     -
  Biaya Bunga                                          Rp  10.000.000,-                     -
          Kas                                                             -                       Rp  60.000.000,-

Angsuran keempat :
Angsuran per tahun                                                                      = Rp  50.000.000,-
Bunga untuk tahun keempat= 10% x Rp 50.000.000,-   = Rp    5.000.000,-
Total angsuran keempat                                                      Rp  55.000.000,-
Jurnal Angsuran Keempat

  Utang                                                     Rp  50.000.000,-                     -
  Biaya Bunga                                          Rp    5.000.000,-                     -
          Kas                                                             -                       Rp  55.000.000,-

b.      Jika bunga dibebankan berdasarkan saldo awal utang
Jika bunga dibebankan berdasarkan saldo awal utang maka nilai bunga akan tetap dari tahun pertama sampai tahun terakhir angsuran.
Angsuran pertama :
Angsuran per tahun                                                                      = Rp 50.000.000,-
Bunga untuk tahun pertama= 10% x Rp 200.000.000,- = Rp 20.000.000,-
Total Angsuran                                                                   Rp 70.000.000,-
Jurnal Angsuran Pertama

  Utang                                                     Rp  50.000.000,-                     -
  Biaya Bunga                                          Rp  20.000.000,-                     -
          Kas                                                             -                       Rp  70.000.000,-

3.      Pembelian dengan Surat Berharga
Aktiva tetap yang dibeli dengan surat berharga dicatat sebesar harga pasar surat berharga pada saat pembelian. Jika harga pasar surat berharga lebih tinggi dari nilai nominal, maka selisihnya dicatat sebagai agio dan jika harga pasar lebih kecil dari nilai nominal, maka selisihnya dicatat sebagai disagio. Jika nilai pasar yang memuaskan tidak dapat diperoleh baik untuk surat berharga yang diterbitkan atau aktiva yang diperoleh, nilai-nilai yang ditetapkan oleh dewan direksi dapat diterima untuk kepentingan akuntansi.
Contoh :
Suatu perusahaan membeli mesin pabriknya dengan mengeluarkan 1000 lembar saham biasa dengan nilai nominal @ Rp 100.000,-, harga pasar saham @ Rp 120.000,-.
Maka ayat jurnalnya adalah :

     Mesin pabrik                                       Rp 120.000.000,-                    -
                 Modal Saham                                      -                       Rp 100.000.000,
                 Agio saham                                         -                       Rp   20.000.000,-

Sebaliknya apabila diketahui harga pasar saham perusahaan saat terjadinya transaksi adalah Rp 96.000,- per lembar, maka ayat jurnalnya adalah :
     Mesin pabrik                                       Rp  96.000.000,-                     -
     Disagio saham                                     Rp    4.000.000,-                     -
                 Modal saham                                       -                       Rp 100.000.000,-

4.      Diterima dari Sumbangan (Hibah)
Aktiva tetap yang diperoleh melalui sumbangan atau hibah dari pemerintah, maka dasar penilaian aktiva tersebut tidak memiliki harga pokok. Aktiva tetap yang diperoleh melalui hibah atau pemberian harus dinilai sesuai nilai pasar wajarnya walaupun ketika mendapatkan aktiva tetap tersebut perusahaan mengeluarkan biaya-biaya, namun biaya tersebut terlalu kecil.

Contoh :
PT Wiwarna mendapatkan sumbangan dari Pemerintah Kotamadya Medan berupa tanah dan bangunan. Untuk pelimpahan hak milik atas tanah dan bangunan tersebut dikeluarkan beban sebesar Rp 5.000.000,-. Harga pasar tanah dan bangunan tersebut masing-masing adalah Rp 200.000.000,- dan Rp 150.000.000,- maka ayat jurnalnya adalah :

  Tanah                                                     Rp 200.000.000,-                    -
  Bangunan                                               Rp 150.000.000,-                    -
            Modal Sumbangan                                   -                       Rp 345.000.000,-
             Kas                                                          -                       Rp     5.000.000,-
5.      Aktiva tetap yang dibangun sendiri
Pada umumnya perusahaan sering membuat atau membangun sendiri aktiva tetap yang diperlukannya. Oleh karena itu harga perolehan aktiva tetap yang dibangun adalah sebesar biaya yang dikeluarkan untuk membangun aktiva tetap tersebut dapat digunakan.
Adapun beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan yaitu memanfaatkan fasilitas yang menganggur, menghemat biaya konstruksi, dan untuk mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi. Aktiva tetap yang dibangun sendiri harus berdasarkan cost atau harga perolehannya.
Contoh :
PT Stefa Wardani membangun gedung pabrik yang baru dengan nilai perolehan sebesar  Rp 120.000.000,-  maka ayat jurnalnya adalah :

         Bangunan                                        Rp 120.000.000,-                    -
                        Kas                                                           -                       Rp 120.000.000,-

Jika terdapat inefisiensi yang mana harga pasar bangunan sebesar Rp 110.000.000,- maka ayat jurnalnya adalah :

    Bangunan                                             Rp 110.000.000,-                    -
    Kerugian dalam membangun sendiri   Rp   10.000.000,-                    -
                 Kas                                                      -                       Rp 120.000.000,-

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di http://ekhi04.blogspot.com/

0 komentar:

Post a Comment